Fatuleu Barat | Gerbang Indonesia – Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menjawab keluhan masyarakat Siumate kemarin Kamis, 29/12/2022.
Viktor Bungtilu Laiskodat mengintruksikan kepada kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Propinsi NTT untuk segera berkoordinasi dengan BPBD, BLUD, dan PUPR kabupaten Kupang guna pembersihan Kali Siumate di kecamatan Fatuleu Barat.
Para tokoh agama juga ikut mengedukasi masyarakat untuk evakuasi ke titik aman sambil menunggu alat berat beroperasi.
Saat ini kali Siumate sudah bersih dan masyarakat dari desa Tuakau dan desa Naetae sudah kembali ke rumah untuk membersihkan rumah masing-masing Jumat, 30 Desember 2022.
Viktor Laiskodat juga menghimbau agar kita semua tetap waspada mengingat prakiraan cuaca dari BMKG akan berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sangat lebat, terjadi di seluruh NTT selama sepekan ke depan demikian juga adanya angin kencang. Apabila ada tanda – tanda akan terjadi banjir akibat tingginya curah hujan maka sebaiknya segeralah evakuasi mandiri ke tempat yang aman Tuhan menjaga dan menyertai kita semua.
Pantauan media dari pendapat warga masyarakat desa Tuakau dan desa Naetae, Banjir kali Siumate meluap akibat sampah, tunggul dan ranting kayu berukuran besar membendung gorong – gorong jembatan sehingga menjadi sumber malapetaka, Warga yang terdampak korban banjir dan mereka berharap solusi dari BPJN NTT atau segera merubah model Jembatan Siumate. Pasalnya jembatan itu menjadi sumber malapetaka bagi warga sekitar karena ketika hujan arus kali pasti membawa batang kayu besar dan akan menyumbat gorong – gorong.
Desakan warga Desa Naitae terlontar sebagai aksi protes atas musibah banjir yang memporak-porandakan 53 rumah milik warga Dusun II Desa tersebut. Musibah yang dialami warga menjadi ulang tahun karena berturut-turut, bahkan tahun 2022 tercatat paling parah.
“Pemerintah bangun jembatan hanya untuk menyusahkan masyarakat, jadi kami minta perbaiki/bongkar saja jembatan Siumate,” ujarnya.
Bentuk jembatan Siumate yang dibangun berbentuk gorong-gorong oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT melalui PT Waskita Karya disinyalir menjadi penyebab banjir besar tanggal 29 Desember 2022.
Bentuk konstruksi gorong-gorong jembatan sungai Siumate sempit sehingga sampah dari hutan yang terbawa banjir seperti batang pohon tumbang, tersangkut di jembatan kemudian menumpuk dan membendung air di daerah jembatan yang akhirnya meluap dan membuat banjir besar.
Sementara itu, Johanis Mase Wakil Ketua DPRD di Desa Naitae mengatakan, dirinya langsung turun ke lokasi melihat langsung kondisi masyarakat yang terkena bencana banjir.
Ia menegaskan, pembangunan jembatan Siumate menjadi sumber utama banjir meluap menggenangi rumah warga. Kondisi terkini, 35 KK dari dua desa rumah rusak berat dihantam banjir kali siomate.
“Masyarakat tidak lagi inginkan bantuan dan bantuan, yang mereka inginkan adalah pemerintah segera bongkar jembatan Siumate karena sebagai sumber malapetaka bagi rakyat,” ucapnya.
Konfirmasi lewat WhatsApp Jumat, 30 Desember 2022 media mendapat pesan himbauan dari pendeta” Yudith Kana “bahwa semestinya peristiwa yang terkesan berulang tahun harus sebagai penyadaran bagi jemaat/masyarakat untuk dapat kerja sama dengan pemerintah terkait penebangan pohon/hutan sembarangan disekitar pinggiran kali mesti mendapat perhatian dan pengawasan bersama. Tugas ini juga menjadi perhatian bagi bapa/mama presbiter untuk saling mengingatkan tentang sampah, tambang pasir dan lainnya. Menutup himbauan Pdt Yudith ucapkan “Tuhan menolong kita semua dengan hikmatnya. (Yurry tse)