Ketua Sinode GMIT Hadir Dalam Pertemuan Bersama Tokoh Gereja Sion dan Betania Camplong Dalam Rangka Rencana Pembangunan Rumah Pastori

Ketua Sinode GMIT Hadir Dalam Pertemuan Bersama Tokoh Gereja Sion dan Betania Camplong Dalam Rangka Rencana Pembangunan Rumah Pastori

Camplong | Gerbang Indonesia – Dalam rangka rencana pembangunan Rumah Pastori, Tokoh-tokoh Gereja GMIT Betania Camplong, dan Tokoh – tokoh Gereja GMIT Sion Camplong bersama Majelis Harian Klasis, BPP, dan BP3K bertempat di Kantor Klasis Fatuleu Barat Kelurahan Camplong 1, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, menggelar pertemuan bersama pada Rabu 25 Januari 2023.

Pertemuan dipimpin olek Ketua Sinode GMIT Pdt.Dr.Merry Kolimon bersama BP perbendaharaan dan asat GMIT Pdt.Sri Faot-Ledo.

Ketua Sinode Pdt.Dr.Merry Kolimon mendengar sejarah singkat yang disampaikan oleh beberapa Tokoh Adat, bahwa Camplong adalah pusat Kerajaan Fatuleu dibawah pengawasan pemerintahan Belanda kala itu, dan setelah Indonesia merdeka Camplong tetap menjadi Kota pusat pemerintahan (Perkantoran, Pasar Rakyat) serta berdiri Gedung Ibadat Gereja, bahkan Masjid yang berdampingan dengan Gereja Sion dan Betania Camplong saat ini.

Pusat pemerintahan Kota, Kecamatan Fatuleu adalah Camplong yang berada diwilayah Kabupaten Kupang Provinsi NTT, yang juga berdiri pusat Klasis Fatuleu Barat (MKH) dengan alamat yang sama.

Sejarah masuknya Injil pada masa pemerintahan Belanda, agama Kristen di bawa oleh Jhon Piter Modelkoop ke Timor Camplong pada tahun 1905, dan mulai dikenal dengan baik oleh orang Timor pada tahun 1910.

Berdasarkan tuturan Suku Timor dan Tokoh leluhur sebagai pemegang Hak Ulayat, ketika diperkenalkan kisah tentang Tuhan pemilik kehidupan oleh seorang tokoh Injil asal Belanda Tuan Jhon Piter Modelkoop.

Suara Tuhan dapat diterima oleh orang Timor, dan percaya bahwa sesungguhnya Tuhanlah sebagai yang paling berkuasa, atas segala yang ada termasuk tanah yang dipijak.

Mereka ‘Penguasa dari Hak Ulayat bersepakat untuk menyerahkan tanah di sekitar Camplong kepada Tuhan, sebagai sang pemilik kehidupan untuk dipergunakan/mendirikan tempat ibadat, dan gedung pendidikan guna mendukung pelayanan ibadat, serta proses belajar bagi mereka.

Dari sejarah itu Gereja Kristen GMIT ada di Camplong, dan Gedung Gereja tua GMIT Betania Camplong, serta rumah buatan Belanda masih berdiri kokoh sampai hari ini. Bahkan ada Lonceng Gereja dari jaman Belanda yang masih dipakai secara bersama-sama, untuk dibunyikan sebagai tanda persiapan ibadat, dan pelayanan Gereja lainnya dan terpasang di depan Gereja Betania Camplong.

Baca juga:  Heboh di Medsos, Ini Penjelasan Erwin Efendi Lubis Terkait Kehadirannya di Pesta Ultah Rihanna

Tuturan/Cerita gedung Gereja Betania sekarang ini, dulunya adalah rumah sakit dimasa kekuasan pemerintahan Belanda dan Jepang di Timor. Kemudian, setelah kemerdekaan tahun 1945 barulah gedungnya dipakai sebagai tempat Ibadat yang kala itu masih dengan nama Gereja Timor Varbon, dan kemudian menjadi GMIT Djum’at Tjamplong, Klasis Tjamplong, dan diperbaharui nama baru Betania Tjamplong sampai hari ini.

Rapat yang di fasilitasi oleh Klasis Fatuleu Barat bertujuan, mempertemukan dua Gereja GMIT untuk rencana proses pengembangan pembangunan gedung bagi dua Gereja GMIT yakni : Sion Camplong dan Betania Camplong di atas tanah GMIT agar aset tanah GMIT dapat di kelola, diatur, ditata dan di pergunakan secara bersama, oleh Gereja GMIT Sion dan Betania Camplong Ketua Sinode.

Pdt.Dr,Merry Kolimon turut hadir, guna mendengar serta membuka ruang diskusi bersama kedua tokoh Gereja untuk saling membuka hati, dan menjalin hubungan persaudaraan yang kuat, lewat tuturan Tokoh Adat dan Tokoh Jemaat dari kedua Gereja sebagai Gereja GMIT pertama di Camplong untuk sama-sama menyatukan hati membangun pelayanan di atas tanah GMIT yang telah di serahkan kepada Tuhan lewat Gereja.

Dari hasil pertemuan tersebut, kedua Tokoh Jemaat bersepakat menjawab semua kebutuhan bagi dua Gereja GMIT dan berencana akan membangun berbagai kebutuhan pelayanan, dengan harapan Sinode GMIT dapat mendengar dan menjawab semua harapan Jemaat Sion dan Betania.

Harapan tokoh gereja dari Betania dan Sion antara lain :
Gereja GMIT Sion Camplong merancang pembangunan Aula Serba Guna, dan Gereja Betania Camplong merancang pembangunan rumah pelayan (Pendeta). Memberikan status pendirian gedung Kantor Klasis oleh sinode GMIT. Membuat team pendataan aset GMIT yang melibatkan Tokoh Adat-Jemaat dari kedua Gereja GMIT yakni Sion Camplong dan Betania Camplong. Menata, mendata, dan membuat sertifikat seluruh tanah GMIT. Inklafer tanah GMIT, dan inilah yang sangat di harapkan oleh Ketua Sinode Pdt.Pdt.Dr.Merry Kolimon.

Baca juga:  Flash Track UPER-UI: Kuliah Kilat Bikin Lulusan Mencuat

Pertemuan tersebut, menghasilkan keputusan yang sangat mendesak khususnya rencana pembangunan rumah pelayan bagi Pastori Betania. Maka, Ketua Majelis Sinode Harian mempersiapkan waktu untuk mengatur serta menyampaikan berbagai hal khususnya pelayanan, edukasi, dan regulasi terkait peraturan GMIT, yang tertuang di Peraturan dan Tata Dasar GMIT, untuk menjadi pijakan, dan perhatian bagi seluruh warga Jemaat GMIT terhadap keputusan tata Gereja GMIT.

Bab XII
Perbendaharaan
Pasal 61

(1) Segala perbendaharaan GMIT yang diperoleh sebagai persembahan anggota GMIT, hasil pengelolaan aset-aset GMIT,dan sumbangan atau bantuan pihak lain adalah milik Allah yang dipercayakan kepada GMIT.

(2) Perbendaharaan itu mencakup uang,barang bergerak,dan barang tidak bergerak.

(3) Segala perbendaharaan GMIT mesti dipakai secara baik dan benar sebagai wujud pertanggungjawaban iman kepada Tuhan, untuk membiayai seluruh pelaksanaan amanat kerasulan.

(4) Wewenang kepemilikan atas segala sumber daya termasuk perbendaharaan GMIT pada lingkup jemaat,Klasis,dan majelis Sinode di pegang oleh Sinode dan wewenang pengelolaannya dipegang oleh majelis jemaat, majelis Klasis,dan majelis Sinode serta dipertanggungjawabkan kepada Sinode.

(5) Pengelolaan dan pemanfaatan perbendaharaan GMIT dilaksanakan secara terpadu,terbuka, ekonomis,dan dapat dipertanggungjawabkan sesui dengan peraturan pokok GMIT.

(6) Untuk memperoleh daya guna dan hasil guna dari pemanfaatan perbendaharaan GMIT dilakukan pengawasan secara berkala dan teratur.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai perbendaharaan diatur dalam peraturan pokok GMIT. Tata dasar GMIT inilah yang di sampaikan oleh ketua majelis sinode dan di jelaskan dengan baik oleh Pendeta Sri Faot-Ledo sebagai penanggung jawab tugas perbendaharaan dan pengelolaan aset di sinode GMIT.

Baca juga:  Gunung Pindah !! Transportasi di Pulau Timor NTT Putus Total

Ketua Majelis Sinode(KMS) GMIT Pdt.Dr. Merry Kolimon menangkap tuturan Tokoh Adat yang di sampaikan beberapa orang bahwa tanah adalah milik Gereja, karena sudah diserahkan oleh Tokoh-tokoh adat jaman Kerajaan kepada Gereja dan kami sebagai anak cucu hanya meneruskan.

Ketua sinode GMIT kembali mengingatkan sesuai cerita orang tua bahwa ketika Injil masuk ke Camplong, dan tanah ini bukan lagi milik orang atau keluarga tertentu karena sudah di serahkan ke Tuhan untuk Gereja, sehingga lewat Sinode GMIT akan mengatur secara baik untuk melancarkan semua proses pelayanan bagi umat GMIT, khusus bagi Pelayanan di GMIT Sion Camplong dan juga bagi Pelayanan di GMIT Betania Camplong.

“Bagi kita semua yang hadir hari ini harus menjadi pemberita yang baik bagi seluruh Jemaat yang ada di Gereja masing-masing, juga diingatkan bagi Pendeta yang ada di GMIT Sion dan GMIT Betania secepatnya atur waktu persidangan agar segera disampaikan dalam sidang Majelis Jemaat, dan hasil keputusan diteruskan ke Sidang Majelis Klasis paling lambat sebelum bulan April, mengingat kebutuhan pelayanan di GMIT Betania Camplong yang sangat mendesak”, tegas Ketua Sinode GMIT.

Ketua majelis sinode Pendeta.Dr.Mery Kolimon ketika mengakhiri dan menutup pertemuan,menyampaikan ucapan terimakasih.

“Terimakasih kepada kedua pihak Gereja yang telah menunjukan hubungan persaudaraan, dan saling merangkul dalam menjaga tutur kata, rasa, serta emosional ikatan kasih dalam pertemuan hari ini, serta semua kita yang hadir sudah memberi dukungan dengan suasana kebersamaan dalam cinta kasih.Tuhan memberkati kita”, tutup Ketua Majelis Sinode Pendeta.Dr.Mery Kolimon. (Yurry)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *