Pemalang, Gerbang Indonesia – Melihat kenyataan yang ada tentang kondisi Stunting dimana realisasi penurunan Stunting pada tahun 2021 di angka 10,35%. Tentunya kedepan target penurunan penanganan Stunting di tahun 2022 bisa mencapai 12%, serta target penurunan di tahun 2023 bisa mencapai 10%.
Mengenali penyebab masalah Stunting, seperti buruknya keragaman Prevalensi Stunting Pemalang pangan dan sumber protein hewani. Hal itu disebabkan rendahnya akses terhadap makanan bergizi, dan juga asupan vitamin serta mineral.
Adapun langkah fokus percepatan penurunan Stunting dengan melakukan :
– Pelaksanaan aksi konvergensi hingga tingkat desa/kelurahan
– Pemberian makanan tambahan (PMT) di desa lokus Stunting.
– Pendampingan dan pendataan status gizi. – Perubahan perilaku
– Pemberdayaan masyarakat
– Penguatan peran PKK
– Pembinaan dan pemantauan aksi konvergensi penurunan stunting hingga
tingkat desa/kelurahan.
Demikian pemaparan yang disampaikan Bapeda Kabupaten Pemalang dalam acara kegiatan Sosialisasi Akbar RPLP2B di Pendopo Kabupaten, Kamis (30-6-2022).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pemalang, Sujarwo, S.E,M.M, mengucap syukur penanganan Stunting di Kabupaten Pemalang itu terbaik di Jawa Tengah. Hal ini tentu karena bentuk kerjasama yang baik dan solid dalam penanganan stunting.
“Akhirnya kita bisa menjadi peringkat pertama, selanjutnya ini akan menjadi pekerjaan rumah bersama dalam tahun- tahun kedepan. Kalau tahun kemarin itu kompetisinya tidak begitu ketat, kalau sekarang sangat ketat, karena hampir semua Kabupaten dan Kota se-Jawa Tengah ikut hadir dalam penanganan Stunting,” kata Sujarwo.
Sujarwo memohon doa agar bisa mempertahankan prestasi baik ini.
Selanjutnya, Kepala Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat, Titin mengatakan penurunan stunting di Kabupaten Pemalang cukup drastis. Mulai tahun 2017 sampai tahun 2021 diangka 46%.
Dalam waktu lima tahun, lanjutnya, pada tahun 2021 menjadi 10,35%, ini disebabkan karena pola kinerja bersama, yaitu kinerja lintas sektoral dari mulai organisasi perangkat daerah, unsur bisnis atau swasta maupun unsur organisasi masyarakat dan juga teman media dalam mempromosikan penanganan Stunting. Jadi akhirnya terjadi penurunan angka yang cukup signifikan.
“Alhamdulillah kita juara satu untuk penilaian kinerja statistik tahun 2022 Hal ini didukung juga dengan besarnya anggaran yang kita titipkan di organisasi perangkat daerah yang menangani hal ini, sekalipun Fokusnya ke dinas kesehatan, namun juga tidak terlepas dari dinas-dinas terkait yang lain,” katanya.
Titin menjelaskan, tahun lalu di juara tiga sebagai kabupaten terinovatif dan kabupaten terinspiratif untuk penanganan Stunting.
“Untuk tahun ini kita meraih peringkat satu. Hal ini karena OPD (organisasi perangkat daerah) Kabupaten Pemalang lintas sektoral cukup solid, dan juga ada bentuk komitmen yang baik dari Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang, sehingga memotivasi kita untuk terus bekerja sama dengan baik,” pungkas Titin.
(Eko B Art).