Reporter: Yurry Tse
Fatuleu Tengah | Gerbang Indonesia – Pembukaan kegiatan peletakan batu pertama gedung baru Gereja Bethel Passi di awali dengan ibadat yang dipimpin oleh Pdt Lyla lndiyani Rahel – Son,S.Th dan dilanjutkan dengan sambutan-sambutan.
Suara gembala oleh ketua majelis jemaat Bethel Passi Pdt Sonya Amtiran tentang rencana pembangunan gedung baru Gereja Bethel Passi merupakan rencana dan doa yang di panjatkan sudah cukup lama.
Hari ini akan di mulai melakukan peletakan batu pertama gedung Gereja Bethel dengan ukuran 12 x 29 m serta rencana anggaran awal 115 juta untuk pondasi dan tiang-tiang induk dengan tetap percaya bahwa jemaat Passi dengan doa dan iman percaya bahwa Tuhanlah yang akan menolong dalam pembangunan gedung Gereja sampai akhir dengan baik menutup suara gembala.
Acara peletakan batu pertama sebagai awal dimulai pembangunan gedung baru Gereja GMIT Bethel Passi dilaksanakan pada Jum’at 26 Agustus 2022 oleh Ketua Klasis Fatuleu Barat Meritz J Nenoliu S.Th, Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe, Anggota DPRD Kabupaten Kupang, Camat Fatuleu Tengah, Wakapolsek Fatuleu, Babinsa Fatuleu Tengah, perwakilan Bank NTT, Kepala Desa Passi saat meletakan batu pertama pembangunan Gereja Bethel Pasi.
Konsistensi Pembangunan berkelanjutan menjadi acuan atau pedoman langkah gerak Pemerintah untuk membangun di segala lini bidang kehidupan yang salah satunya ialah Bidang Kerohanian. Komitmen yang ditunjukkan Pemerintah pun sangat nyata, dengan memberikan bantuan kepada Gereja-gereja baik Pembangunan Rumah Ibadah ataupun kegiatan lain yang berkaitan dengan Keagamaan.
Media Gerbang Indonesia ketika mengikuti sambutan Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe beliau sampaikan, bahwa jikalau bukan Tuhan yang membangun sia-sia orang membangunnya.
Jangan kita berpikir bahwa Tuhan yang akan datang membangun, tapi Panitia Pembangunan Gereja yang akan menggantikan sebagai batu penjuru gedung Gereja sebelum bangunan Gereja selesai, karena Tuhanlah tiang induk ketika gedung telah selesai di bangun.
Membangun gedung Kerohanian/Gereja tidak sama dengan pembangunan proyek yang sudah ada nilai kontrak, hari kerja, gambar, jenis proyeknya apa, semua di pajang dengan jelas tapi membangun gedung Gereja hanya modal gambar saja, sebab nilai kontrak tergantung pendapatan jemaat, yang jika di ukur dengan waktu maka gedung ini bisa selesai dalam jangka waktu kurang lebih 20 tahun,” tuturnya.
Harapan dan pesan Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe kepada Ketua Panitia Pembangunan Samuel Lenggu, harus ada kekompakan dalam tim sampai akhir menyelesaikan pembangunan Gereja dengan memberikan yang terbaik.
Pada hari ini kita pun melaksanakan peletakan batu pertama, maka kedepannya saya berharap apa yang menjadi gerak dan langkah kegiatan pelayanan jemaat Bethel Passi ini mampu dinyatakan dalam program kegiatan yang juga membawa suksesnya pembangunan di jemaat.
Saya ingin Gereja juga peduli atas tantangan pembangunan seperti upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kegiatan Ekonomi kerakyatan. Saya pun berharap bukan hanya Pemerintah tetapi bahkan Tokoh-tokoh Gereja juga turut peduli membantu pembangunan Gereja ini. Kemakmuran rakyat juga menjadi tugas dan tanggungjawab kita bersama. Berkomunikasi dan berdiskusi membahas hal-hal yang sifatnya membangun baik karakter, mental dan spritual. Saya percaya sebagai Ummat Tuhan kewajiban kita adalah perduli satu dengan yang lainnya,” pungkas Jerry Manafe.
Ketua Majelis Klasis fatuleu barat Pdt.Meritz J Nenoliu, S.Th juga menyampaikan “ Banyak Terimakasih Kepada Pemerintah Kabupaten Kupang,Anggota DPRD kabupaten Kupang, bank NTT,camat Fatuleu tengah, kepala desa passi,wakapolsek fatuleu,Babinsa Fatuleu tengah,ketua pembangunan gedung baru Bethel Passi dan semua pihak yang sudah banyak memberikan bantuan kepada pembangunan Gereja Bethel passi.
Di tempat yang sama, sambutan Ketua Klasis Fatuleu Barat Pdt Meritz J Nenoliu S.Th berharap, bahwa Pendeta Lyla Indriyani Rahel-Son,S.Th sudah berbagi tentang kisah Nabi Elia ketika dalam ibadat maka saya mengajak kita semua juga mendengar tentang kisah budaya Suku Timor yang pasti kita tau bahwa orang Timor mempunyai tiga rumah.
1.Umek Bubuk (rumah kenyamanan)
2.Umek Lopo (Rumah terbuka/transparan yang dipakai sebagai tempat musyawarah/pertemuan menyelesaikan segala hal)
3.Umek Naek (rumah besar/tempat bersama- sama menikmati)
Budaya orang Timor dari tiga rumah mengajak kita untuk ketika membangun gedung Gereja, maka Gereja harus benar – benar memberikan kenyamanan bagi semua orang, Gereja harus membangun relasi dengan semua pihak, Gereja tidak hanya sekedar membangun gedung tapi harus membangun iman. Jangan ada rasa sangsi ketika membangun Gereja percaya bahwa waktu Tuhan adalah yang terbaik.
Harapan beliau ketika memulai merencanakan sampai membangun harus kita hilangkan ego karena yang dibutuhkan hanya kerendahan hati kasih, rapatkan cinta, untuk mendukung panitia karena jika Tuhan yang memulai maka Tuhan yang akan menggenapinya,” tutup sambutannya Ketua Klasis Fatuleu barat.(Yurry Tse)