PMN Berbagi dan Peduli di Kondobulo Kalumpang

PMN Berbagi dan Peduli di Kondobulo Kalumpang

Mamuju, Gerbang Indonesia – Yayasan Peduli Membangun Negeri (PMN) atau yang dulu dikenal Komunitas Mamuju Mengajar kembali menggelar kegiatan Sharing Is Caring (SIC).

SIC batch 3 kali ini digelar di Desa Kondobulo, Kecamatan Kalumpang dengan melibatkan kurang lebih 35 relawan dan pengurus PMN, Jumat sampai Minggu (25-27/02/20).

Relawan berjumlah kurang lebih 35 orang itu berangkat dari Mamuju sekira pukul 10.00 WITA waktu setempat menggunakan satu unit mobil Damri dan beberapa kendaraan roda dua sampai di pusat kecamatan Kalumpang.

Sampai di pusat Kecamatan Kalumpang sekira pukul 17.45 WITA, relawan kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Kondobulo dengan menggunakan dua mobil jenis pikap karena kendaraan yang mereka gunakan sebelumnya tidak mampu menjangkau titik tujuan. Akses jalan menuju Kondobulo terbilang cukup parah meski beberapa titik jalan sudah dala tahap perbaikan.

Perjalan hingga sampai di Desa Kondobulo dari Mamuju memakan waktu seharian. 9 jam perjalanan. Mereka tiba di Kondobulo sekira pukul 19.15 WITA. Setibanya, para relawan ini tak lantas beristirahat, mereka terlebih dahulu melakukan briefing dan pembagian kelompok untuk kegiatan diesok harinya.

Ada kelompok pengajar di dua sekolah, yakni SD Lebani dan SD Bulo, kelompok pembangunan jamban, kelompok pemeriksaan kesehatan untuk balita dan orang tua. Untuk kegiatan pentas seni, semua relawan kembali digabung.

Sabtu, (26/02/22) pagi, kelompok pengajar SD Lebani harus bangun lebih pagi. Ya, lokasi menuju lumayan jauh dari tempat tinggal relawan. Mereka harus kembali menggunakan mobil pikap untuk menjangkau sekolah.

Baca juga:  Kapolri Jendral Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. Pantau Langsung Giat Vaksin Massal Serentak seluruh Indonesia Via Zoom Meeting

Karena kondisi jalannya bebatuan dan licin, di atas mobil, relawan tak dapat bersantai. Tngan-tangan relawan harus memegang erat badan mobil selama perjalanan agar tak terjatuh ketika terjadi hentakan.
Direktur PMN, Muhammad Saleh menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Pemerintah Desa dan seluruh elemen masyarakat Desa Kondobulo yang telah antusias menyambut dan mendukung kegiatan ini. Ia juga tak lupa menyampaikan terimakasihnya kepada seluruh relawan yang telah telah proaktif selama mengikuti kegiatan.

“Terimakasih atas sambutan hangat dari masyarakat, pemerintah desa, tokoh adat. Memberikan kenyamanan kepada kami tiga hari ini,” kata Saleh, sapaan akrabnya.

Kepala Sekolah Lebani, Herda mengaku bersyukur sekolah yang dipimpinnya itu menjadi salah satu lokasi kegiatan para relawan PMN untuk berbagi pengalaman dan motivasi.

“Kami mohon maaf karena kesiapan ditempat (SD Lebani) ini sangat kurang. Terimakasih telah memberikan ilmu dan motivasi kepada siswa. Semoga itu bermanfaat untuk anak-anak kami dimasa depan,” katanya.

Dia juga menyampaikan kondisi sekolahnya yang membutuhkan perhatian dari pemerintah. Katanya di SD Lebani, beberapa ruang kelas sudah tidak layak, ada juga atap sekolah yang bolong, sehingga sangat menganggu proses belajar mengajar ketika huja, beberapa kursi juga sudah tidak layak digunakan.

“Kendala kami juga ditempat ini, yaitu infrastruktur yang sangat terbatas seperti tempat duduk, ruang juga kurang layak,” kata Herda.

Sementara itu, salah seorang Guru SD Bulo, Wati menuturkan, kegiatan seperti ini merupakan suatu hal yang tidak mereka duga sebelumnya. Namun merasa bersyukur mendapat kesempatan ini.

Ia mengaku senang melihat antusias siswanya berinteraksi dengan para relawan PMN meski hal seperti ini merupakan pengalaman pertama untuk siswa SD Bulo.

Baca juga:  Ops Keselamatan Toba-2022, Polres Humbahas Tegur Pelanggar Yang Tidak Pakai Helm, Lalu Berikan Helm Gratis

“Bersyukur mereka bisa menimbah ilmu dengan pengalaman-pengalaman yang teman-teman (relawan bawa dari Kota. Apalagi anak-anak disini wawasan dan pengalamannya terbatas,” sebut ungkap Wati.

Wati mengaku beryukur dengan kehadiran PMN di SD Bulo dapat menambah pengalaman dan wawasan para siswa. Kehadiran relawan PMN dengan berbagai profesinya diharap mampu membuka pemikiran para siswa untuk tekun belajar dalam mengejar cita-cita.

“Mereka bisa mengenal dunia luar. itu merupakan kebanggaan kami. Harapan kami, mudah-mudahan ilmu yang sudah diberikan untuk anak-anak bisa menjadi sebuah modal pemikiran bagi mereka bahwa diluar sana ada begitu banyak hal yang mereka bisa capai nantinya di masa depan,” katanya.

Kepala Desa Kondobulo, Oni Marten
mengaku bersyukur dengan adanya kegiatan yang digelar PMN di wilayah kepemimpinannya. Katanya, Kondobulo memang masih membutuhkan perhatian serius. Selain akses jalan yang butuh perhatian, aspek pendidikan dan kesehatan juga masih sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah.

Kami sangat bersyukur karena masih ada yang peduli dengan berbagai aspek kehidupan, khususnya bidang pendidikan dan kesehatan. Kata Kepala Desa.

Dia berharap kegiatan seperti ini bisa selalu ada di Desanya. Karena melaui kegiatan seperti ini dapat menjadi ajang promosi budaya. Apalagi Kondobulo juga merupakan salah satu daerah pengrajin tenun Sekomandi di Kalumpang. Selain tenun, ada juga tarian khas di daerah itu yakni, tari Sayo.

Pada malam pentas seni, para siswa baik dari SD Bulo maupun SD Lebani menampikan tarian Sayo dengan menggunakan pakaian adat Kalumpang.

Baca juga:  Warga karyamukti desa Sindanglaya-Pagelaran mengeluhkan tumpukan tanah di badan jalan Proyek Pengerjaan Drainase

“Mudah-mudahan ini menjadi tonggak pertama dan ada lagi kegiatan yang masuk di wilayah kami.

Wilayah kami ini adat istiadat masih dijunjung tinggi. Urusan-urusan kami selalu diselesaikan dengan adat. Semoga yang datang kesini dapat eksplor tentang budaya dan adat istiadat kami,” sebut Oni.

Tokoh masyarat, yang juga mantan Camat Kalumpang, Oktovianus menuturkan kondosi bangunan di dua sekolah di Desa Kondobulo itu sudah memprihatinkan. Beberapa atap sekolah sudah bolong, beberapa kursi sudah tak layak pakai bahkan beberapa dinding kelas yang terbuat dari papan mulai lapuk. Dua sekolah itu juga keterbatasan ASN.

“Sungguh sangat memprihatikan. bahkan sarana dan prasarana nya sangat tidak layak. Kami sebagai orang tua dari SD Bulo dan Lebani mengharapkan PMN sebagai penyambung lidah ke pemerintah,” kata alumni SD Bulo tahun 1976 ini.

Mantan Sekretaris Dinas Perdagangan Kabupaten Mamuju itu juga merasa berbangga dan bersyukur dengan adanya kegiatan SIC di Kondulo. ”

Kami sebagai orang tua merasa bangga dengan adanya kegiatan ini. Kegiatan ini memberikan kami spirit untuk kami yang ada disini,” ujarnya.

untuk diketahui, Sharing Is Caring merupakan agenda tahunan yayasan PMN. Kegiatan ini menyasar wilayah-wilayah pelosok yang jauh dari perhatian pemerintah apalagi dari aspek pendidikan.

SIC pertama kali dilaksanakan di Desa Karama, Kecamatan Kalumpang pada tahun 2018 lalu. Akhir tahun 2019 digelar di Desa Bela dan Kopeang. Namun karena pandemi Covid-19, baru lah tahun ini kembali dilaksanakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *