Pembangunan Irigasi Menghabiskan Anggaran 2,2 Miliar Tidak Sesuai Dengan RAB “Kinerja Dinas SDA Provinsi Sumatra Utara Dipertanyakan”

Pembangunan Irigasi Menghabiskan Anggaran 2,2 Miliar Tidak Sesuai Dengan RAB “Kinerja Dinas SDA Provinsi Sumatra Utara Dipertanyakan”

Reporter: Eduard.Jp.Hutapea

Tapanuli Utara | Gerbang Indonesia – Pembangunan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi yang menelan anggaran milyaran rupiah di Kecamatan Siborong-Borong dan Penguatan Tebing Sungai Aek Papangiran Kecamatan Sipaholon Kabupaten Tapanuli Utara disorot masyarakat pecinta lingkungan (14/09/2021).

Keterangan, foto: papan nama proyek Pembangunan Jaringan Irigasi
Keterangan, foto: papan nama proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

Pasalnya proyek rehabilitasi jaringan irigasi dikerjakan oleh CV. SIGURVERARI dengan nilai 1.265,033.832. miliyar rupiah dan proyek penguatan tebing sungai papangiran yang dikerjakan CV. Putra Muara dengan anggaran Rp.1.003,414.525, dua proyek ini diduga asal jadi, dan tidak mengedepankan kwalitas dalam pengerjaannya.

Baca juga:  Pemdes Sokawangi Kecamatan Taman selalu terbuka menjalin sinergi dengan Karang Taruna
Keterangan, foto: papan nama proyek Pembangunan Jaringan Irigasi
Keterangan, foto: papan nama proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

Dari pantauan dilapangan proyek pembuatan saluran irigasi masih ada yang terlewatkan yang dimana masih sepanjang pekerjaan irigasi kiri dan kanan yang berdinding tanah, apakah ini sesuai RAB awak media tidak ada satupun yang bisa menemuin ataupun menghubungi pihak rekanan karena mereka terkesan menghindar.

Keterangan, foto: Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi
Keterangan, foto: Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

Sebelumnya dari pantauan Media online info pengawas korupsi.com tim pengawasan dari Dinas Pekerjaan dan Penataan Ruang Kabupaten Tapanuli Utara di lapangan tidak berada di lokasi proyek, di Desa Paniaran dan di Desa Hutarja Simanukalit.

Baca juga:  Andi Muna Minta Partisipan Pemekaran Terlibat dalam Perumusan Naskah Sejarah

Yang pertama kata R. Nababan, bisa di lihat dari informasi papan proyek ada ukuran 30 m2 dan lebarnya berapa kita tidak tahu, dan kedua bisa dilihat dari kualitas campuran semen-pasir 1:4 dan pekerjaan manual, disinyalir tidak standar, kental aroma korupsi,” katanya.

Sambungnya, setahu saya campuran Semen dan Pasir 1:2 dan sebaiknya menggunakan alat berat seperti mesin molen pengaduk Semen, tidak dikerjakan manual, ini kan proyek sudah milyaran rupiah. Utamakan mutu kualitasnya bukan kecepatan,” ucap Pak Nababan.

Baca juga:  Ini yang Dilakukan K2S Dalam Rangka HUT ke-25, Simak Apa Saja Keseruannya

Rimhot Nababan berharap aparat penegak hukum untuk menelusuri hasil proyek yang mengunakan anggaran milyaran tersebut.

“Kami sebagai mayarakat sangat berharap Dinas terkait dan APH untuk mengkaji ulang hasil proyek yang bersumber dari uang rakyat yang kental aroma korupsi.Jangan sampai rakyat jadi korban oleh oknum yang mencari keuntungan pribadi dari uang rakyat,” tutupnya. (Eduard)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *