Pemalang, Gerbang Indonesia – Mangkraknya aset sebidang tanah kekayaan NU yang berasal dari warga Losari, tepatnya di RT03/RW02, Desa Losari, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang, yang rencana awalnya diperuntukan sebagai Taman Pendidikan Baca Tulis Alqur’an (Majelis Ilmu) sejak tahun 2013 tidak kunjung dibangun.
Melihat kondisi kebutuhan masyarakat tentang tempat majelis ilmu pendidikan dasar baca tulis agama bagi anak-anak pada wilayah tersebut, dibentuklah struktur panitia pada bulan Juli tahun 2019 silam, diforum musyawarah masyarakat yang dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat dan Pemdes Losari, namun kinerja maksimal dari panitia pembangunan tidak membuahkan hasil yang signifikan. Karena rencana awal sebanyak dua bangunan, kantor dan tempat belajar tak kunjung terealisasi.
Saat ditemui Gerbang Indonesia, Kasnari Ketua Tanfidiyah NU Ranting Losari memberikan paparan informasi kegiatan pembangunan yang pernah dilaksanakan, tidak pernah mendapatkan respon dari pengurus NU tertinggi pada wilayah tersebut.
“Sampai saat ini memang kondisi rencana pembangunan tersebut masih dalam bentuk pondasi untuk dua lokal bangunan dan ruang kantor, selanjutnya tentu akan menjadi PR bersama dengan semua pengurus terkait penyelesaian pembangunan tersebut”, ucapnya, Jum’at 8/10/2021.
Proses dari awal pembangunan aset NU tersebut memang tidak ada penyokong donatur, dan selama ini hanya mengandalkan anggaran hasil swadaya masyarakat, dan yang selama ini dilakukan tentu belum maksimal baik dari segi teknis maupun non teknis.
“Upaya kelanjutan pembangunan ini akan kita teruskan dengan cara yang sebagaimana mestinya. Dukungan dari semua pihak yang terkait dengan pembangunan tersebut, akan terus dilakukan demi kelangsungan pembangunan yang seperti rencana awal”, sambungnya.
“Sumbangan stimulan dari para donatur, selama ini belum bisa memenuhi kebutuhan pembangunan yang dibutuhkan. Perlu adanya musyawarah lanjutan dengan semua pihak terkait, karena diberikannya wakaf tersebut adalah bagian dari tanggungjawab bersama antara warga sekitar dan kaum Nahdhiyin”, ungkap Kasnari.
Seperti diketahui di Desa Losari sendiri terdapat pengurus NU tingkat Kecamatan yang dipimpin Kyai Nurkholis, yang idealnya secara hirarki adanya organisasi tersebut, mestinya mampu menjalin sinergitas dengan pengurus NU tingkat Kabupaten, untuk bisa mengakomodir kebutuhan material pembangunan tersebut.
Masyarakat sekitar berharap, adanya perhatian khusus dari pengurus NU baik daerah maupun pusat, dan Pemerintah Daerah setempat agar segera mewujudkan Taman Pendidikan Baca Tulis Alqur’an dilokasi tersebut, untuk mencetak generasi masa depan yang cerdas dan berakhlakulkarimah sesuai cita-cita bangsa Indonesia.(Eko Budiarto)