Bogor, Gerbang Indonesia – Para Budayawan se-Bogor Raya menggelar unjuk rasa di halaman Pintu Utama Kebun Raya Bogor (KRB), pada Jumat (1/10/2021). Mereka menolak alih-fungsi dan pengelolaan KRB oleh pihak swasta.
Dalam aksi ini, Koordinator Lapangan, Iman Sobari meminta mengeluarkan pihak swasta dan investor KRB dikembalikan kepada institusi semula. Para Budayawan juga menolak bentuk komersialisasi yang berkaitan dengan eksploitasi, dan meminta fungsi Kebun Raya dikembalikan seperti semula.
“Kembalikan Fungsi Kebun Raya Bogor dari marwah semula yaitu sebagai area penelitian, area edukasi, area wisata alam bagi seluruh lapisan masyarakat yang terjangkau oleh Kalangan,” ujarnya.
Para Budayawan juga mendesak Walikota dan DPRD Kota Bogor untuk menerbitkan Perda untuk merawat, menata dan mensakralkan petilasan leluhur (Raja, Kolot Sunda) di kota Bogor agar tidak diambil alih oleh pihak manapun.
Peserta aksi ini tergabung dalam Paguyuban Budayawan Bogor yang terdiri dari PSGPN (Padepokan Sunda Galuh Pakuan Nusantara), Macan Putih, Kokolot Bogor, Baraya Asah Bogor, Karuhun Bogor, PN (Padjdjaran Nasional), Brigas (Brigade Siaga Satu), PS4 (Padepokan Sadulur Sarasa Sarumasa Sasunda).
Selain itu juga Situs Kujang, Kampung Sunda, PNGKB (Padepokan Nyucruk Galur Karuhun Bogor), MCKN (Majelis Cendikiawan Keraton Nusantra), Uga Siliwangi, KPMP (Komando Pejuang Merah Putih), Sunda Langgeng Wisesa, PSI (Pejuang Siliwangi Indonesia) 1922, Bapera (Badan Pemuda Nusantara), dan lainnya.
Dalam aksi ini juga dilaksanakan audensi antara perwakilan peserta aksi dengan perwakilan pengelola Kebun Raya Bogor. Perwakilan peserta aksi menyampaikan, agar GLOW dibongkar dan ditiadakan karena mencederai keaslian Kebon Raya Bogor sebagai cagar budaya warisan leluhur .
(Parianto)