Idrus Taufik Saidi Jadi Bicara FGD dengan Paparkan Wisata Bahari

Idrus Taufik Saidi Jadi Bicara FGD dengan Paparkan Wisata Bahari

Reporter: Nanda.N

Baubau | Gerbang Indonesia – Kepala Dinas Pariwisata Kota Baubau, Idrus Taufik Saidi menjadi membicara Focus Group Discussion (FGD) Pariwisata yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat serangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2022 di Sultra, Senin (24/1/2022).

Dalam kegiatan FGD yang digelar oleh Dewan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat secara via zoom dengan topik Desa Wisata Bahari, Pelopor Kebangkitan Pariwisata Sultra, Idrus Taufiq Saidi mengatakan Kota Baubau telah siap menjadi daerah penyangga (hinterland) Wakatobi sebagai 10 Bali baru dan mendorong peningkatan wisata di Sulawesi Tenggara.

Idrus Taufik Mengatakan bahwa kota baubau selain memiliki benteng terluas di Dunia, kekayaan Sejarah dan budaya masa lalu, kota Baubau juga memiliki sejumlah objek daya tarik wisata yang tersebar di beberapa Limbo (Desa Wisata) Bahari, salah satunya di Palabusa yang menjadi sentra budi daya rumput laut.

Baca juga:  Gunung Merapi Siaga Level III: Inovasi Mahasiswa Bantu Minimalisir Korban

Palabusa juga terdapat pengelolahan kerang mutiara atau mabe. Selain itu memproduksi utamanya mutiara, daging kerangnya dapat dioleh menjadi kuliner bercita rasa tinggi.

Baubau juga memiliki muara Sungai Kadolomoko, orang – orang menyebutnya sebagai amazonnya Sultra. Muara itu bisa dilintasi dengan perahu nipah,” jelasnya.

Dispara Mengatakan di bagian barat terdapat Limbo Wantiro yang telah masuk dalam 300 Anugrah Desa Wisata (ADWI).

Baca juga:  Pengendara Motor Ngantuk "Oleng" Nyeruduk Gerobak Uduk

Kemudian dari Wantiro kita melihat pemandangan depannya itu pulau makassar lalu turun ke Laut ada kapal karam, turun ke muara air terjun tirta rimba ada ikan hiu tokek tiram. Kita naik ke darat bisa menyusuri bibir pantai. bisa juga melewati goa. Karena disini sedikitnya ada 17 goa. Menuju pusat Kota terdapat pelataran yang dapat menikmati kuliner sembari menikmati sunset,” terangnya.

Ada juga sekelompok masyarakat Limbo yang kesehariannya berjibaku dengan sampah sebagai petugas kebersihan. Sampah yang dikumpulkan menjadi tambahan penghasilan masyarakat sekitar.

Limbo Wantiro sebagai ikon wisata Goa yang memiliki goa lanto dengan panjang ratusan meter. Untuk menikmati keindahan stalaktit dan stalakmitnya hanya dapat dilakukan dengan menyelam.

Baca juga:  Zoom Video Conference Kapolri dihadiri Muspida, TNI dan Polri kabupaten Toba di Aula Pendopo Kantor Bupati

Diketahui hadiri juga Anggota Komisi II DPR RI Hugua, Kepala Dinas Pariwisata Sultra H. Belli Tombili, Kepala Bappeda Kolaka H. Sjamsul Kadar, Sekda Muna Barat L.M Husein Tali, Pendamping/Pembina Desa Wisata Sultra Herna Setianegara.

“Lalu ada tanggapan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Miftahul Huda, Kemenparekraf Vincent Jemadu dan Indra Ni Tua, Menko Marinvest Kosmas Harefa, Ketua Asosiasi Desa Wisata Indonesia Andi Yuweno, dan Penggerak Desa Nglanggeran Sugeng Handoko. (Nanda.N)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *