![Mahasiswa Dari Panyabungan Timur Meminta Agar Akses Jalan Simpang Pagur Menuju Banjar Lancat dan Aek Nabara Diperbaiki Mahasiswa Dari Panyabungan Timur Meminta Agar Akses Jalan Simpang Pagur Menuju Banjar Lancat dan Aek Nabara Diperbaiki](https://gerbangindonesia.id/wp-content/uploads/2022/07/IMG-20220722-WA0110.jpg)
Mandailing Natal, Gerbang Indonesia – Muhammad Ali selaku Mahasiswa yang berasal dari daerah Panyabungan Timur meminta Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal untuk segera melakukan perbaikan jalan ke Panyabungan Timur, terutama jalan dari simpang Pagur-Banjar Lancat dan jalan menuju desa Aek Nabara.
Agar dinas PUPR segera berupaya melakukan perbaikan ruas jalan yang menjadi aksesbilitas masyarakat di kecamatan Panyabungan Timur, kepada media GI, Pungkasnya Jum’at (22/7/22).
Apalagi kita sama-sama mengetahui, bahwa mata pencaharian masyarakat di daerah tersebut mayoritas petani, sehingga dibutuhkan akses jalan yang baik membawa hasil kebun mereka untuk dijualkan ke pasar panyabungan, lanjutnya.
Sebagai putra daerah tentu merasa sangat prihatin terhadap kondisi jalan tersebut, karena semenjak Kabupaten Mandailing Natal berpisah dari Tapanuli Selatan sampai sekarang jalan dari simpang Pagur-Banjar Lancat, dan jalan ke Desa Aek Nabara masih susah untuk dilalui hingga membahayakan keselamatan pengendara.
Mungkin tidak satu dua orang pejabat pemerintah kabupaten Mandailing Natal yang sudah pernah melalui jalanan tersebut seperti Ketua dan Anggota DPRD yang berasal dari Dapil 1 sudah pernah kesana bahkan juga Ibu Wakil Bupati kita sudah pernah melihat kondisi jalan ke desa Ranto Natas walaupun pada waktu kampanye pencalonan Bupati dan Wakil Bupati yang lewat.
Saya pernah membaca Postingan Ibu Wakil Bupati dilaman Facebook nya, beliau mengatakan, dengan adanya Jalan yang mantap kenaikan harga komoditas akan dirasakan oleh petani kita karena komoditas langsung bisa diantar ke pasar tanpa perantara tengkulak, ucap Ali yang pernah menjabat sebagai Ketua IMA Madina Padang ini.
Dia berharap ini bukan hanya sekedar postingan status dalam media sosial, melainkan dapat dirasakan oleh masyarakat Mandailing Natal. (Rudi S)