Nasib Petani Melati tidak Seharum Bunga Melati

Nasib Petani Melati tidak Seharum Bunga Melati

Reporter: Eko B Art

Pemalang | Gerbang Indonesia – Hamparan luas lahan perkebunan melati yang berada di desa Losari kecamatan  Ampelgading selalu menyenangkan ketika kita melintas diarea wilayah tersebut dari harum semerbak wangi bunga melati yang mekar disepanjang perkebunan. Masyarakat setempat menamainya kebon lebak melati.

Ketika pagi ataupun sore adalah waktu yang tepat jika melintas dijalan akses area kebun itu. Kita bisa melihat langsung bagaimana para petani melati melakukan pemanenan bunga melati yang sudah memutih dan siap dipanen.

Dan untuk selanjutnya petani akan menjual hasil panen bunga melati dari kebun mereka kepada Pengepul bunga di desa losari.

Baca juga:  sewa iphone murah di Denpasar kreatif

Dari salah satu wawancara singkat team Gerbang Indonesia dengan petani di lokasi kebun, biasa di sapa Bapak Sobirin selaku ketua RT 04 RW 05 desa Losari. Sobirin berkeluh kesah perihal harga jual panen melati yang  cenderung naik turun tanpa ketetapan pasti, Senin (11/10/2021),” ungkapnya.

Pada saat bunga belum masa panen raya harga biasanya relative tinggi tapi bunga- bunga melati  yang di butuhkan biasanya bukan bunga yang belum siap panen (dalam istilah petani disebutnya bunga Karuk) memang harganya relative tinggi tapi akan mengganggu proses panen untuk bunga bunga yang siap panen, dikarenakan pertumbuhan bunga sudah dipanen sebelum waktunya.

Baca juga:  Seorang Anak Muda Desa Nyompok Usaha Berbasis Ekonomi Kreatif Lokal

Namun demikian ketika cuaca sedang bagus sebanding antara panas dan hujan bunga melati biasanya mengalami panen raya, tapi apabila panen raya bunga melati melimpah harga menjadi sangat murah.

Hal seperti ini sudah biasa terjadi sepanjang saya menjadi petani melati. Petani kecil seperti saya hanya ikut aturan pengepul besar  yang menampung hasil panen saya,”ungkapnya.

Belum lagi dengan apa yang menjadi kebutuhan kebun, agar kwalitas bunga melati bisa terjaga dengan pemupukan obat semprot  insektisida yang mahal serta tenaga perawatan kebun yang terus menerus bisa  tidak sebanding dengan harga yang semestinya. Ini tentu menjadi persoalan buat semua petani bunga seperti kami.

Baca juga:  Sidak Pemkab Sampang Madura untuk Menyamaratakan Harga Minyak Goreng di Pasar Tradisional dan Modern

Harapan saya, pada saat bunga melati belum fase panen raya harga mahal saya setuju, tapi ketika panen raya harga tetap stabil, jangan terlampau murah, pungkas Sobirin.

Sobirin tengah berada dikebun miliknya sedang mencangkul di kebun membersihkan rumput gulma yang tumbuh di samping pohon tanaman melati  miliknya. (Eko Budiarto)

Bersambung……..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *