Diduga Plt. Kadis Kominfostadi Pecat Honorer di Luar Mekanisme

Diduga Plt. Kadis Kominfostadi Pecat Honorer di Luar Mekanisme

Reporter: La Roni

MUBAR | Gerbang Indonesia – Pemecatan salah satu honorer Dinas Komunikasi, informasi, Statistik dan Persandian (Kominfostadi) Kabupaten Muna Barat (Mubar) oleh Plt Kadis Kominfostadi, Fajar Fariki di duga diluar mekanisme.

Salah satu Honorer Diskominfostadi Mubar yang dipecat lewat pemberitaan, LM. Sacril mengatakan dirinya kaget dengan pemberitaan lewat media online tentang pemecatan.

“Saya kaget pas saya baca berita, kalau saya dipecat jadi honorer di Diskominfostadi. Saya baca isi berita, saya dipecat karena tidak loyal dan mengkritik pemerintah dan malas masuk kantor. Tapi yang menjadi pertanyaan saya, kenapa harus dipecat lewat media,” ujarnya

Baca juga:  Analisis Pasar Global Di Palu Bikin Penasaran

Perlu diketahui kata Sacriel, Dirinya ditugaskan Di Diskominfostadi bertugas dilapangan.

“Saya ditugaskan dilapangan untuk meliput. Dan hasil liputanku saya laporkan sama Kepala Bidang Opini. Beberapa kegiatan Pemda Mubar yakni Pj. Bupati saya laporkan di kantor. Saya bekerja stesuai tugas saya. Tapi, saya mendapatkan perlakuan tidak baik, saya dipecat tidak sesuai mekanisme. Sampai sekarang saya tidak menerima SK pemecatan, justru saya melihat kata pecat itu di pemberitaan media online. Dan saya baru lihat pemecatan lewat berita oleh Plt. Kadis, luar biasa kan,” tuturnya.

Baca juga:  Tiga Bulan Menjabat, Pj. Bahri Dinilai Gagal Mendisiplinkan ASN Mubar

Selain itu, sacril telah mengembalikan Kamera Diskominfo kepada Plt. Kadis.

“Kemarin dulu, saya kembalikan aset yakni kamera. Saya berikan langsung kepada Plt. Kadis. Sebelumnya saya telah menerima surat dari staf Kominfostadi terkait penarikan aset, tapi saya heran dan terkejut kok muncul lagi diberita dan ada ultimatum. Kan saya baru terima surat dan saya juga berniat langsung mengembalikan itu kamera, kenapa ada berita dimedia lagi, ini ada apa,” sentilnya.

Baca juga:  Dayung Mubar Sumbang Medali Pada Porprov Ke-XIV, di Buton dan Bau-Bau

Sacril, berharap jika seseorang mengaungkan dan menjunjung tinggi aturan sebagai dasar dan acuan, seyogyanya mereka-mereka itu tahu diri.

” Mereka harus tahu diri. Jangan hanya teriakan semata, tapi aplikasinya nol”, tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *