Gorong Gorong Jembatan Siumate Kecamatan Fatuleu Barat Tersumbat, Banjir Meluap Masuk Pemukiman Masyarakat Desa Tuakau Dan Desa Naitae

Gorong Gorong Jembatan Siumate Kecamatan Fatuleu Barat Tersumbat, Banjir Meluap Masuk Pemukiman Masyarakat Desa Tuakau Dan Desa Naitae

Kupang | Gerbangindonesia.id – Masyarakat Desa Tuakau dan Naitae, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, mengalami musibah banjir akibat luapan kali sampai ke pemukiman warga Selasa 22 Februari 2022. Kejadian tersebut mengakibatkan korban jiwa serta harta benda berupa usaha pertanian barang dagangan, makanan, pakaian serta usaha masyarakat lainnya. Masyarakat kedua Desa tersebut sangat berharap kepada pemerintah untuk dapat memberikan solusi karena dalam beberapa hari ini masih terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi, dan berpeluang gorong – gorong akan kembali menjadi bendungan akibat terhalang sampah pohon berupa tunggul kayu, dan lain – lain sehingga akan terjadi luapan air dan kembali masuk pemukiman.

Masyarakat Desa Tuakau dan Naitae sangat trauma, dan tidak menginginkan kejadian terulang kembali seperti kejadian pada tanggal 22 Februari 2022 yang sudah mengakibatkan satu orang meninggal, dua orang dapat diselamatkan akibat terseret banjir. Warga dengan antusias membersihkan puing – puing sampah pohon besar dengan berbagai peralatan seadanya. Aktifitas warga mendapat perhatian semua pihak termasuk tokoh agama setempat dan pemerintah Kabupaten Kupang, untuk turut serta membantu dan memfasilitasi pembersihan puing sampah pohon yang menutupi gorong gorong.

Baca juga:  Pj. Bahri Lakukan Mutasi Tidak Sesuai Merit Sistem

Dari kejadian tersebut menurut salah satu tokoh agama Pdt Petronela Laubura yang melayani diwilayah Fatuleu Barat ada pernyataan menarik yang harus menjadi perhatian semua pihak menyampaikan, bahwa kondisi alam diwilayah Fatuleu Barat saat tiba musim hujan kepada team pengawas dan konsultan saat memulai mengerjakan jembatan dengan sistim gorong gorong.

“Masyarakat sangat senang karena sudah mendapat akses jalan dan jembatan, karena semua kali telah selesai dibuatkan jembatan dari kali OB sampai kali Termanu (ada sekitar 11 sampai 12 kali/sungai), sehingga perjalanan tidak lagi terganggu dengan penyeberangan waktu musim hujan di setiap kali di lewati, akan tetapi yang menjadi pertanyaan besar adalah, apakah gorong – gorong tidak menjadi bendungan saat banjir karena arus air membawa batang batang pohon besar?, dan itu fakta yang terjadi sepanjang tahun khususnya kali siumate dan beberapa kali besar”, Ucapnya.

Baca juga:  GMIT Sion Camplong Gelar Sidang Majelis XII

“Bagaimana jikalau air meluap dan masuk pemukiman, apakah tidak berdampak buruk bagi masyarakat? “, ungkapnya.

Menurutnya kali yang sempit bisa menggunakan gorong – gorong, karena sampahnya tidak melebihi ukuran diameter gorong gorong dan itu pengamatannya waktu musim hujan diwilayah ini, akan tetapi alhasil jembatan Siumate yang sangat luas sudah selesai di kerjakan, dengan barisan gorong – gorong yang indah dan sudah di nikmati oleh masyarakat, tanpa menyadari akan menjadi sumber masalah pada waktu tiba musim hujan biasanya banjir membawa batang batang pohon besar dan sampah ranting.

Baca juga:  Pembukaan Turnamen Liga Sepak Bola Putra Putri Antar Pelajar SLTA Kabupaten Kupang

Masyarakat berharap pemerintah segera memberikan solusi berkaitan dengan gorong – gorong jembatan Siumate dikala hujan dan banjir besar, karena pasti akan tersumbat dan meluap. Bagaimana dengan pemukiman masyarakat yang akan berdampak arus luapan banjir ketika gorong – gorong jembatan tersumbat lagi serta membendung arus kali pada waktu malam hari.(Yurry)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *