Update Perkembangan Potensi Cuaca Ekstrem Selama Periode Nataru (27 Desember 2022 – 02 Januari 2023)

Kupang | Gerbang Indonesia – Sejak tanggal 21 Desember 2022, BMKG telah mengeluarkan rilis potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi dalam sepekan hingga tanggal 01 Januari 2023. Informasi rilis tersebut berkaitan dengan adanya signifikansi dinamika atmosfer yang dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem selama periode NATARU 2022/2023. Kamis, 29/12/2022.

Kepala Stasiun Meteorologi Maratim Tanau Kupang Agung Sudiono Abadi memberi peringatan dini banjir pesisir (ROB).

Banjir pesisir (ROB) adalah peristiwa naiknya permukaan air laut ke daratan pesisir pantai yang disebabkan oleh air laut pasang atau curah hujan yang tinggi kemudian menyebabkan daerah disekitarnya tergenang oleh air laut.

Peristiwa terjadi banjir pesisir karena adanya fenomena bulan baru pada tanggal 23 Desember 2022 dan perigee (jarak terdekat bulan ke bumi)
Pada tanggal 24 Desember 2022 berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.

Berdasarkan pantauan data prediksi pasang surut, tinggi gelombang, kecepatan angin dan curah hujan yang tinggi maka dapat mempengaruhi dinamika pesisir di wilayah Nusa tenggara timur berupa potensi banjir pesisir.

Wilayah terdampak :
– Pesisir pulau Flores – Alor
– Pesisir pulau Sumba
– Pesisir pulau Sabu – Raijua
– Pesisir pulau Timor – Rote

Baca juga:  PJ Sekda Pemalang Meminta Jajaran Dinas Pertanian Untuk Lebih Intens Memperhatikan Sektor Pertanian Dengan Memberikan Edukasi Kepada Para Petani

Masyarakat pesisir pantai di himbau waspada adanya potensi fenomena banjir pesisir yang di prediksi terjadi pada tanggal 29 – 30 Desember 2022.

Hal ini dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, juga aktivitas petani garam, dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.

Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari banjir pesisir serta memperhatikan Update informasi cuaca maritim dari BMKG
(Sumber informasi pasang surut : PUSHIDROSAL).

UPDATE DINAMIKA ATMOSFERBerdasarkan analisis cuaca terkini, kondisi dinamika atmosfer di sekitar Indonesia masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan kedepan. Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut antara lain:

1. Monsun Asia menunjukkan aktifitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir dengan potensi dapat disertai adanya seruakan dingin dan fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan. Seruakan dingin Asia merupakan fenomena yang cukup lazim terjadi saat Monsun Asia aktif yang mengindikasikan adanya potensi aliran massa udara dingin dari wilayah Benua Asia menuju ke wilayah selatan. Dampak dari munculnya seruakan dingin tersebut dapat meningkatkan potensi curah hujan di wilayah Barat Indonesia apabila disertai dengan fenomena CENS (cross equatorial northerly surge atau arus lintas ekuatorial) yang mengindikasikan bahwa adanya aliran massa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia melintasi ekuator. Dampak adanya seruakan dingin dari Asia yang disertai CENS ini dapat berdampak secara tidak langsung pada peningkatan curah hujan dan kecepatan angin disekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator.

Baca juga:  Gelar Operasi Yustisi Gabungan Polsekta Kota Pinang Sisir Masyarakat yang tidak Menggunakan Prokes

2. Adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator serta dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di sekitar wilayah Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara, serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan Indonesia.

3. Bibit siklon tropis 95W tumbuh di Samudra Pasifik sebelah Utara Papua Barat, tepatnya di sekitar 8.8°LU 130.9°BT, dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan terendah 1008 mb. Berdasarkan citra satelit Himawari-8 6 jam terakhir menunjukkan adanya aktivitas konvektif yang signifikan terutama di sebelah utara sistem. Model prediksi numerik menunjukkan bahwa sistem ini bergerak ke arah barat-barat laut menjauhi wilayah Indonesia. Potensi sistem untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam kedepan berada dalam kategori Rendah.

Baca juga:  Gubernur Sultra Resmi Pembuka Parekraf dan Napak Tilas

4. Aktifitas Madden Julian Oscillation (MJO) disertai fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial masih menunjukkan kondisi yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan kedepan di wilayah Indonesia.

Sedangkan potensi hujan dengan intensitas signifikan selama periode tanggal 27 Desember 2022 – 02 Januari 2023 perlu diwaspadai di beberapa wilayah sebagai berikut:
Potensi HUJAN LEBAT hingga SANGAT LEBAT dapat terjadi di sebagian wilayah :
1. Banten
2. Jawa Barat
3. DKI Jakarta
4. Jawa Tengah
5. DI Yogyakarta
6. Jawa Timur
7. Bali
8. NTB
9. NTT
(Yurry Tse)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *