Bupati Pemalang Menjadikan Tema “Peduli dan Bangga Pemalang AMAN” Sebagai Sosialisai Penerapan di Lembaga Pendidikan

Bupati Pemalang Menjadikan Tema “Peduli dan Bangga Pemalang AMAN” Sebagai Sosialisai Penerapan di Lembaga Pendidikan

Reporter: Eko B Art

Pemalang | Gerbang Indonesia – Bupati Pemalang Menjadikan Tema #Peduli dan Bangga Pemalang AMAN, Sebagai Sosialisai Penerapan di Lembaga Pendidikan. Peduli dan Bangga Pemalang AMAN adalah tema yang muncul pada saat hari jadi Pemalang ke 447.

Berangkat dari tema “Peduli dan Bangga Pemalang AMAN” pada HUT Pemalang ke 447, ternyata tema kalimat Penulisan “Peduli dan Bangga Pemalang AMAN” adalah pengejawantahan dari semboyan Ki Hajar Dewantara.

Semboyan dalam dunia pendidikan yang paling populer:

“Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” yang menjadi pedoman Pendidik dalam menjalankan bimbingan kepada anak didiknya.

Keterangan ini disampaikan langsung oleh Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo ST MSi dalam Sambutan Pembukaan acara kegiatan Konferensi Kerja PGRI tahun kedua Masabakti XXII kabupaten Pemalang di gedung PGRI Pemalang. Sabtu 05 Februari 2022.

Secara khusus Mas Agung Menjelaskan bahwa bahwa semboyan pendidikan tersebut telah menginspirasi Mas Agung untuk membangun Pemalang agara lebih baik, tentunya sebelum membangun harus punya motivasi dan strategi pemahaman bersama agar pada saat pembangunan Daerah berlangsung bisa sesuai selaras dengan arah kemajuan dan perubahan segala bidang kehidupan masyarakat Pemalang yang pada ujung dan pangkalnya adalah menuju Kesejahteraan bagi masyarakat Pemalang seluruhnya.

Dalam kesempatan tersebut Mas Agung memaparkan bahwa makna dari “PEDULI dan BANGGA Pemalang AMAN” dimulai dari kepedulian dari lingkungan Pendidikan.

Kepedulian ini saya awali dengan memakai produk produk asli dari daerah Pemalang.

“Izinkan saya memakai sarung Goyor, agar hal ini menjadi hal yang baru buat kita semua.

Mas Agung kemudian langsung melakukan hal tersebut dengan memakai Sarung Goyor, sarung asli Pemalang yang di buat dengan ATBM (alat tenun bukan mesin).

Baca juga:  Launching JIDI (Jalal Institute For Development In Indonesia) Dengan Tema Pembangunan Manusia untuk Manusia

Didepan forum resmi tersebut Mas Agung mengajak kepada seluruh undangan yang hadir agar bisa menjadikan sarung Goyor sebagai pakaian aksesories pelengkap dalam kegiatan ivent ivent resmi di wilayah Kabupaten Pemalang, sebagai bentuk nilai nilai kesungguhan dalam penerapan kata PEDULI Pemalang, untuk selanjutnya setelah kepedulian itu tumbuh maka dengan serta merta rasa BANGGA terhadap Pemalang akan semakin nyata.

Apa yang saya pakai ini adalah Sarung Goyor produksi asli Pemalang, artinya apa? Ini semua untuk menanam rasa PEDULI kita pada produk produk asli Pemalang, dan juga mengenalkan kepada Putra-Putri kita bahwa mereka agar merasa memiliki terhadap Kabupaten Pemalang.

Kita bisa bersama-sama berkumpul disini dalam rangka mengikuti acara pembukaan konferensi kerja PGRI tahun kedua masabakti XXII.

Atas nama pemerintah Daerah kabupaten Pemalang, Saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi terhadap pelaksanaan konferensi ini.

Saya berharap semoga kegiatan ini menghasilkan dan bermanfaat bagi organisasi untuk mendorong peningkatan kualitas dan kompetensi guru serta peningkatan pendidikan pada umumnya.

Saya mengucapkan selamat datang kepada para pengurus PGRI Jawa Tengah yang telah berkenan hadir pada kegiatan ini, semoga Beliau akan memberikan arahan dan masukan sekaligus meningkatkan motivasi para peserta Konferensi.

Mari sama-sama kita bersinergi dan harapan kami, harapan Kita semua bahwa kita bisa menjadikan Pemalang lebih baik, lebih maju lagi mewujudkan Pemalang AMAN (Adil Makmur Agamis dan Ngangeni).

Kita harus membiasakan bertanya pada diri kita “Apa yang bisa kita lakukan untuk Pemalang”?, Jangan tanyakan apa yang diberikan Pemalang untuk Kita.

Teman teman para Guru sekalian yang hadir disini, kita harus membiasakan. “Tanyakan apa yang bisa kita lakukan saat ini untuk Pemalang”.

Dengan demikian maka akan muncul rasa PEDULI terhadap Pemalang.

Baca juga:  Bupati Pemalang Bersama Forkopimda Melakukan Penyemprotan Disinfektan Di Wilayah Alun-alun Kabupaten Pemalang

Kembali pada semboyan “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” Ketiganya merupakan buah pikiran Ki Hajar Dewantoro(Bapak Pendidikan Indonesia) artinya: Di depan memberi teladan, Di tengah membangun kemauan, Di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian.

Ini bukan hal baru didunia Pendidikan, teman teman semua sudah Hafal dan paham dengan tiga semboyan tersebut.

Saya mengartikan dan memaknainya semboyan tersebut dengan Konsep ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) penulisan dari kata-kata dalam kalimatnya bisa berubah namun tujuannya tetap sama.

Seperti yang Saya sekarang pakai adalah Sarung ini, semua itu karena saya Amati, Saya Tiru dan Saya Modifikasi, awalnya kemarin Saya melihat di istana kebanggaan orang-orang Bali, mereka semua mau memakai kain Bali, itu cukup menandakan bahwa Mereka semua Peduli dengan hasil karya daerahnya, Bangga dengan Produk yang dihasilkan dari Daerahnya, untuk mengenalkan dan ingin mewujudkan keinginan yang menjadi harapan dari warga masyarakat Bali.

Sama halnya seperti di Pemalang ini, kita punya kain Sarung Goyor yang dibuat dengan ATBM (alat tenun bukan mesin), jadi ini jelas hasil karya asli dari Pemalang, makanya kita harus PEDULI pada produk dari Pemalang, dan harus BANGGA dengan hasil karya asli Masyarakat Pemalang untuk Mewujudkan Pemalang AMAN.

Kain ini bisa dipakai dalam kegiatan Ibadah, lihat saja kalau pas waktu waktu Shalat wajib fardhu dan juga Shalat Jumat, Berapa orang yang pakai sarung ini, tentunya di rumah ada yang punya lebih dari satu, ataupun hanya punya satu dan tentu lebih banyak lagi yang tidak punya sarung Goyor.

Tentunya dengan memakai Sarung Goyor dalam beragam kegiatan akan memperoleh Bonus Demografi, dengan sering memakai sarung Goyor, maka produk asli Pemalang akan lebih mudah dikenal, lebih mudah diingat, bila dipakai diluar Pemalang, maka Daerah Pemalang bisa lebih dikenal di daerah Luar Pemalang, dan itu merupakan Bonus Demografi yang sesungguhnya.

Baca juga:  Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Kepala Desa Terpilih se-Kabupaten Kupang Periode 2022 - 2028

Kalau kita tidak punya semangat untuk membenahi dari hal sederhana ini tentu bukan tidak mungkin kita akan jauh tertinggal dengan daerah lain.

Ini adalah salah satu termasuk dalam hal inovasi dan kreativitas.

Pada prinsipnya Perkembangan teknologi tidak ada yang abadi justru yang abadi adalah Perubahan dan Inovasi, maka dari itu kami mengajak kepada semuanya untuk mengikuti perubahan dan Inovasi.

Saya juga ingin menyampaikan dalam kesempatan ini bahwa saya juga Launching Buku karangan Saya, untuk membangun keberanian dan motivasi untuk seluruh masyarakat Kabupaten Pemalang.

Artinya mudah mudahan bisa membantu kita semua untuk termotivasi, harapan kami harapan kita semua yang punya kemauan, apapun yang terjadi, mudah mudahan akan tercapai dengan baik.

Mudah-mudahan kita semua selalu diberi kekuatan lahir dan batin, sehingga bisa mewujudka Pemalang AMAN, Pemalang yang Adil Makmur Agamis dan Ngangeni. Selamat Membaca Buku “Hidup Bahagia Jangan Ditunda”.

Selanjutnya untuk hastag “PEDULI dan BANGGA Pemalang AMAN” akan menjadi semboyan Bersama dilingkungan dunia Pendidikan daerah Kabupaten Pemalang.

Hastag tersebut akan di sosialisasikan dan menjadi tulisan dinding sebagai konsep nilai nilai dasar dalam kesadaran prinsip bersama disemua Lembaga Pendidikan dan Instansi agar semua masyarakat Pemalang bisa benar benar PEDULI dan BANGGA untuk mewujudkan Pemalang AMAN, Pemalang yang Adil Makmur Agamis dan Ngangeni.

Agar penerapan Pesan dari “PEDULI dan BANGGA Pemalang AMAN” bisa menjadi wujud nyata Pemalang yang Adil Makmur Agamis dan Ngangeni. Demikian Pantauan liputan dari Media Gerbang Indonesia.(Eko B Art).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *