Reporter: Robert
Manggarai | Gerbang Indonesia – Seorang janda muda yang mempunyai 2 orang anak, yakni Sandri (11) dan Nanda (5).
Yovin mulai hidup sendiri semenjak bulan Agustus 2021 lalu, pada saat itu suami Yovin menderita penyakit gula selama kurang lebih dua (2) tahun.
Hingga saat ini Yovin bekerja pontang panting demi untuk menfkahi ke dua anaknya di kampung copu Desa Wae Codi Kec. Cibal Barat Kab. Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ditemui media Gerbang Indonesia di kediamannya Selasa 14 Desember 2021.
Semenjak suami saya meninggal, saya tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa pasrah sama yang maha kuasa, sampai saat ini anak saya yang ke dua masih terus memanggil bapaknya, pada saat Nanda lagi tidur tiba-tiba teriak dan memanggil”papa”(ayah).
Apalagi keadaan keluarga saya pada saat ini sangat krisis dengan ekonomi (sulit mendapatkan uang) makanya saya harus kerja keras, adapun hasil dari keseharian yang saya dapat dari kerja buruh tani, itupun tidak cukup untuk membeli beras, karna harian saya perharinya hanya dapat Rp.35.000, makanya untuk beli beras tidak cukup, mana saya harus bayar cicilan tiap Minggu lagi,” ungkapnya.
Tiap Minggu saya bayar cicilan, kemarin sewaktu suami saya masih hidup, saya meminjam uang di koprasi PNM mekar, sejumlah 4 juta untuk keperluan membeli obat buat suami saya dan membeli beras, itu makanya saya bayar cicilan tiap Minggu senilai Rp.100.000 di koperasi PNM mekar,” tuturnya.
Apalagi anak saya Sandri (pertama) tidak bisa ngomong (bisu) semenjak dari lahir memang Sandri tidak bisa ngomong, padahal saya sebagai orang tua pengen sekali supaya anak saya bisa berbicara, dan pengennya anak saya sekolah masuk di SLB, tapi mau bagaimana lagi, untuk makan sehari-hari saja susah, apalagi buat sekolah dia di SLB, saya berharap saja semoga saja dari pemerintah daerah Pemda bisa memperhatikan anak saya,” harapnya. (Robert)